erozzgerrard

You do you get, so dont wait untill tomorrow to do something

Jangan Mengharap Terima Kasih dari Seseorang

Allah menciptakan setiap hamba agar selalu mengingatnya, dan Dia Menganugerahkan rezeki agar mereka bersyukur kepada-Nya (QS. Al-Baqoroh 2 : 152). Namun sayang, mereka justru banyak menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.

Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu kita tidak perlu khawatir, heran, resah bila mendapatkan mereka mengingkari kebaikan yang pernah kita lakukan, mencampakkan budi baik yang telah anda tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah anda persembahkan. Bahkan tak usah resah bila kita sampai dimusuhi, yakinlah bahwa mereka melakukan hal tersebut karena kita melakukan hal baik terhadap mereka.

Dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka (QS. At-Taubah 4 : 74)

Siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, maka sudah seharusnya dihadapi dengan kepala dingin. Dan ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan dari Allah SWT.

Ajakan ini bukan untuk menyuruh kita meninggalkan kebaikan yang telah kita lakukan atau kita tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin membuat kita tidak gentar terhadap semua kekejian dan pengingkaran atas kebaikan kita, dan jangan pernah bersedih dengan apa yang mereka perbuat kepada kita.

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka kita akan mengusai keadaan, tak akan terusik oleh kebencian mereka, dan tidak pernah terancam oleh perlakuan mereka. Kita harus bersyukur karena kita berbuat  baik kepada mereka, sedang mereka berbuat jahat terhadap kita. Dan ingatlah, bahwa tangan diatas lebih baik, daripada tangan dibawah.

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)  terima kasih. (QS. Al-Insaan 76 : 9) .

Banyak orang yang hilang kendali, dan menjadi kacau pikirannya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang sekitarnya. Kita tidak perlu terkejut tatkala menghadiahkan sebatang pena kepada orang yang menulis cemoohan kepada kita, itu adalah hanya sedikit dari watak manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada penciptanya sendiri. Begitulah kepada penciptanya saja mereka mapu membangkang apalagi terhadap kita, yang hanya manusia biasa.

Tetaplah semangat, untuk tetap istiqomah menjalankan kebaikan hanya karena Allah.! 🙂

Tinggalkan komentar »

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

Dalam QS.An-Nahl ayat 16, Allah berfirman (yg artinya) : “telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya”.

Jangan mendahului sesuatu yang belum terjadi! Itu adalah makna yang tersirat dari ayat diatas. Apa kita mau, melahirkan sebelum waktunya? A

tau memetik buah sebelum masak? Hari esok adalah misteri, belum terwujud, belum nyata. Sehingga kenapa kita harus menyibukkan

diri dengan hari esok, mencemaskan sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi, padahal kita juga belum tahu, apakah kita masih bertemu dengannya atau tidak???! @_@

Yang jelas, Esok itu masih ada di alam gaib belum turun ke bumi. Maka tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum kita sampai padanya. Sebab kita belum tentu sampai pada jembatan itu. Bisa jadi sebelum kita sampai, jembatan tersebut, hanyut terbawa sungai, atau ada sesuatu yang terjadi dengan diri kita, atau bahkan jembatan tersebut roboh.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran kita untu memikirkan masa depan, dan terhanyut dalam kecemasan-kecemasan adalah sesuatu yang tidak dibenarkan, karena hal tersebut termasuk Thulul ‘Amal (angan-angan yang terlalu jauh). Bahkan bisa disebut, tindakan ini tidak masuk akal karen kita seolah-olah sedang berperang melawan bayang-bayang.

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah mereka yang menyangka diri mereka akan hidup dengan kekelaman. Padahal orang yang sadar bahwa usianya hidupnya berada di “dalam genggaman yang lain”, tentu tidak akan mengagadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada.

Biarkan hari esok datang sendiri, jangan pernah menanyakan kabar beritanya serta memikirkan petaka apa yang akan terjadi nanti karena hari ini anda sudah terlalu sibuk. Janganlah jadi orang yang berani menebus kesedihan untuk sesuatu yang belum terjadi.

Tinggalkan komentar »